Jumat, 15 November 2013

Ativitas Antioksidan Flavonoid



Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan pada tumbuhan.  Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehinga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, antiinflasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik (Waji dan Andis, 2009)
Menurut Middleton dan Kandaswami (1994), flavonoid memegang peranan penting dalam biokimia dan fisiologi tanaman, diantaranya berfungsi sebagai antioksidan, penghambat enzim, dan prekursor bagi komponen toksik. Flavonoid pada tumbuhan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, mengatur fotosintesis, mengatur kerja antimikroba dan antivirus, dan mengatur kerja anti-serangga (Robinson, 1995). Menurut Johnson (2001), flavonoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan oksidasi  Low Density Lipid (LDL). Choi  et al. (1991) menyatakan bahwa flavonoid dapat menurunkan hiperlipidemia pada manusia.

Inisiasi  : R* + AH  RH + A*
Propagasi  : ROO* + AH  ROOH + A*
Gambar 2. Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida (Gordon, 1990)

Salah satu cara yang untuk mengukur aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan menggunakan metode 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH). DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan. Metode peredaman radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari larutan metanol radikal bebas DPPH yang berwarna oleh penghambat radikal bebas.
Prinsip metode uji antioksidan DPPH didasarkan pada reaksi penangkapan atom hidrogen oleh DPPH (reduksi DPPH) dari senyawa antioksidan. Reagen DPPH berperan sebagai radikal bebas yang diredam oleh senyawa antioksidan yang terkandung dalam sampel. Selanjutnya DPPH akan tereduksi menjadi senyawa diphenyl picryl hydrazine (DPPH-H). Reduksi DPPH menjadi DPPH-H menyebabkan perubahan warna pada reagen DPPH, dari ungu menjadi kuning(Lupea, et al. 2006).
Dari hasil suatu studi ilmiah uji antioksidan ekstrak etil asetat biji teratai mentah yang mengandung senyawa flavonoid dengan metode  DPPH  free radical scavenging activity menunjukkan nilai IC50 dari ekstrak etilasetat biji teratai mentah adalah 671.6 mg/ml.

Permasalahan: Ketika Flavonoid bekerja sebagai antioksidan dengan menangkap radikal bebas dan menyerahkan beberapa elektronnya maka flavonoid akan menjadi radikal juga, bagaimana tanggapan anda tentang hal ini?

5 komentar:

  1. saya akan mencoba menanggapi permasalahan sdri.novi Ketika Flavonoid bekerja sebagai antioksidan dengan menangkap radikal bebas dan menyerahkan beberapa elektronnya maka flavonoid akan menjadi radikal juga, mungkin maksudnya disini Radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap elektron dari sel.
    Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru.
    Radikal bebas yang baru terbentuk akan terus melakukan hal yang sama. Dengan cara ini, rantai radikal bebas tercipta.
    Jika kondisi ini terus terjadi dalam waktu yang lama, sel tubuh akan menjadi rusak. Flavonoid juga memiliki beberapa sifat seperti hepatoprotektif, antitrombotik, antiinflamasi, dan antivirus (Stavric dan Matula, 1992). Sifat antiradikal flavonoid terutama terhadap radikal hidroksil, anionsuperoksida, radikal peroksil, dan alkoksil (Huguet, et al., 1990; Sichel,et al.,1991). Senyawa flavonoid ini memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap ion Fe (Fe diketahui dapat mengkatalisis beberapa proses yang menyebabkanterbentuknya radikal bebas). Aktivitas antiperoksidatif flavonoid ditunjukkanmelalui potensinya sebagai pengkelat Fe (Afanas‟av,et al., 1989 ; Morel,et al.,1993). jadi intinya Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. tq

    Antioksidan seperti beta karoten, vitamin C, dan vitamin E membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam bentuk yang stabil.

    Artinya, rantai radikal bebas akan terhenti sehingga menghentikan pula proses oksidasi.

    Suatu jenis antioksidan umumnya hanya efektif pada radikal bebas jenis tertentu.
    Itu sebab, pada radikal bebas yang berlainan, suatu antioksidan mungkin tidak akan menunjukkan efek yang diinginkan

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda : seperti yang sudajh dibilang saudari febhe dimana : Radikal bebas yang terbentuk selama oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap elektron dari sel.
    Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru.
    smoga bisa membantu, terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaa mungkin saya bisa menjawab sepengathuan saya mohon maaf klo salah. Jadi pada dasarnya ketika terdapat aktivitas antioksidan seperti yang di miliki oleh vit c (a. acid) maka elektron pada struktur senyawa vit c akan mwndonorkan elektron agar ditangkap oleh rad bebas sehingga rad bebas menjadi lebih stabil. Namun setiap kali terjadi peristiwa tersebut maka akan timbul senyawa radikal bebas lain. Rad bebas yang dimaksud mngkin vit c yg sdh mendonorkan elektron nya namun vit c setelah mendonorkan elektron mereka memiliki sifat lebih stabil tidak seperti senyawa radikal bebas lain yg sama sama membutuhkan elektron jd radikal bebas vit c setelah mendonorkan elektronnya tidak sma kestabilannya dg radikal bebas lain

      Hapus
    2. Yaa mungkin saya bisa menjawab sepengathuan saya mohon maaf klo salah. Jadi pada dasarnya ketika terdapat aktivitas antioksidan seperti yang di miliki oleh vit c (a. acid) maka elektron pada struktur senyawa vit c akan mwndonorkan elektron agar ditangkap oleh rad bebas sehingga rad bebas menjadi lebih stabil. Namun setiap kali terjadi peristiwa tersebut maka akan timbul senyawa radikal bebas lain. Rad bebas yang dimaksud mngkin vit c yg sdh mendonorkan elektron nya namun vit c setelah mendonorkan elektron mereka memiliki sifat lebih stabil tidak seperti senyawa radikal bebas lain yg sama sama membutuhkan elektron jd radikal bebas vit c setelah mendonorkan elektronnya tidak sma kestabilannya dg radikal bebas lain

      Hapus
  3. Asslkm..bu fgsi dpph kn mngkl rad bbas.klo trbtk ra bbas baru lg sama saja klo bgtu kan? Mhon pnjlsnnya trmksh

    BalasHapus